dilihat
Tiap Koperasi Merah Putih mendapat plafon pinjaman Rp3 miliar.
Pemicu perang India dengan Pakistan kali ini ialah peristiwa Pagalham.
UNIVERSITAS Budi Luhur (UBL) bersama BRIN dan MOST-UNESCO, dengan dukungan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta sebagai co-partner, telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan workshop bertajuk Citizen Science on Natural Disasters: Raising Public Awareness Through the Engagement of Vulnerable Groups in Inclusive Disaster Risk Reduction di tiga kota, yakni Padang, Parigi Moutong, dan Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan implementasi nyata pendekatan citizen science dalam pengurangan risiko bencana (PRB), dengan menempatkan komunitas, khususnya kelompok rentan dan disabilitas, sebagai pelaku utama dalam literasi kebencanaan yang inklusif dan berbasis pengetahuan lokal.
Workshop pertama digelar di Padang dan difokuskan pada penguatan kapasitas komunitas lokal melalui kolaborasi antara FTSP Universitas Bung Hatta, BRIN, UNESCO, dan UBL. Kegiatan ini menampilkan praktik-praktik kearifan lokal Minangkabau dalam mitigasi bencana serta membuka ruang dialog antara akademisi, praktisi, dan masyarakat.
Baca juga : RI Punya Kearifan Lokal dalam Penanganan Bencana
Workshop kedua berlangsung di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada 26 April 2025, dengan tema Penguatan Literasi Kebencanaan Inklusif Berbasis Pengetahuan Lokal dalam Upaya Peningkatan Resiliensi Masyarakat Sulawesi Tengah Menghadapi Bencana. Kegiatan ini dihadiri anggota Komisi II DPRD Sulawesi Tengah, Rachmat Syah Tawainella, yang menekankan pentingnya sinergi antara ilmu pengetahuan modern dan pengetahuan lokal dalam membangun sistem kebencanaan yang tangguh dan responsif terhadap kebutuhan semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebagai puncak rangkaian, workshop terakhir diselenggarakan di Yogyakarta pada 1 Mei 2025. Kegiatan ini dibuka Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Prof. Dr. Ir. Anugerah Widiyanto, yang menegaskan pentingnya pendekatan inovatif seperti citizen science dalam membangun ketangguhan masyarakat.
Baca juga : Indonesia Tunjukkan Kearifan Lokal Bali pada Upaya Pengurangan Risiko Bencana
Dalam kegiatan ini, diluncurkan tiga produk edukatif hasil kolaborasi multidisiplin: situs web app scrollytelling, buku panduan “Kami Tangguh Kami Selamat”, dan film animasi “3 Kota 3 Cerita Satu Negeri” yang menggambarkan narasi kebencanaan dari ketiga lokasi kegiatan. Peluncuran ini menandai kontribusi MOST UNESCO dan UBL dalam menyediakan referensi model edukasi kebencanaan yang inklusif dan aplikatif.
Workshop di Yogyakarta turut menghadirkan narasumber ahli seperti Prof. Eko Teguh Paripurno (UPN Yogyakarta), Eva Rahmi Kasim (Kemensos), Kamal Riswandi (SAR Yogyakarta), dan Dr. Arief Wibowo (UBL).
Dalam sesi keynote, Prof. Eko menekankan pentingnya pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas sebagai strategi membangun ketahanan daerah secara menyeluruh.
Baca juga : BNPB Minta Daerah Tiru Simeulue dalam Mitigasi Bencana
Melalui keterangannya,Rektor UBL, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc., menyatakan komitmen UBL sebagai unsur pentahelix dalam PRB, melalui riset lintas disiplin yang menggabungkan ilmu sosial, teknologi informasi, dan komunikasi.
"Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelibatan aktif masyarakat dalam pendidikan kebencanaan, khususnya kelompok rentan, mampu memperkuat ketangguhan bangsa di tengah ancaman bencana yang terus meningkat," kata Rektor UBL Agus Setyo Budi.
Menurut Agus Setyo Budi dengan berakhirnya rangkaian workshop ini, MOST UNESCO dan UBL berharap tercipta model kolaborasi yang dapat direplikasi di wilayah lain dalam membangun sistem pengurangan risiko bencana yang inklusif, adaptif, dan berbasis kearifan lokal.(H-2)
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di tempat lain.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah wilayah di Indonesia mengalami banjir dalam beberapa hari terakhir.
Perbaikan kirmir di lokasi longsor ini tidak bisa dilakukan secara swakelola, melainkan harus melibatkan pihak ketiga
Gali kearifan lokal Jawa! Temukan pitutur luhur, nasihat bijak, dan filosofi mendalam yang relevan sepanjang masa. Pelajari budaya Jawa lebih dalam!
Kearifan lokal: Pelajari nilai budaya unik di berbagai daerah. Temukan tradisi, adat istiadat, dan pengetahuan lokal yang berharga.
Menyinggung inisiatifnya memimpin ParPaluta, Hamsiruddin mengutarakan ingin melestarikan kearifan lokal, sebab itu merupakan identitas diri di tengah globalisasi.
Gali lebih dalam! Temukan ciri khas kearifan lokal yang menghidupi budaya setempat. Pelajari, lestarikan, dan banggakan!
Kearifan lokal: Pelajari nilai budaya unik yang hidup dalam tradisi sehari-hari. Temukan kekayaan Indonesia!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved
https://mediaindonesia.com/humaniora/769903/rangkaian-workshop-most-unesco-2025-penguatan-literasi-kebencanaan-berbasis-pengetahuan-lokal-
Comments
0 comment